"Aku sampaikan kepada orang-orang yang bersemangat diantara kalian agar bersabar menunggu putaran zaman, dan aku sampaikan kepada orang-orang yang duduk di antara kalian untuk bangkit dan bekerja karena sesungguhnya jihad tidak mengenal istirahat"
(Imam Hasan Al-Banna)
Memberontak habis dalam sunyi
Bergemuruh, selayak apa diri ini
Lagi alasannya adalah orang2 tak berikan
Banyak bekal untuk memulai sebuah perjalanan
Menginginkan bekal sesempurnanya dari lain
Tapi melupakan bahwa bekal itu
Harusnya sudah mampu kita persiapkan sendiri
Agar saat kita temui jalan terjal nan batuan
Kita sudah siap siaga untuk melewatinya
Tiada kesempurnaan
yang pasti pada seorang manusia.
Hingga waktu berkata, semua akan digilirkan.
dengan segala kekurangan, mencoba memulai
sembari memperbaiki puing puing berceceran.
Membuka lembaran baru bukan hal mudah
Dibutuhkan kesungguhan dan niatan yang lurus
Dibuthkan tekad dan azzam yang kuat
Bahwa apapun yang kita lakukan saat ini
Adalah sebenar-benarnya untuk islam
Estafet kepemimpinan adalah keniscayaan
Kita (aku) adalah salah satu aktor yang diharuskan siap dan dituntut bisa mengukir kisah
yang menakjubkan di kapal ini.
Selayaknya adanya sejarah adalah
Untuk menjadi sebuah pembelajaran.
Goresan sejarah yang buruk bukanlah hal yang akan terus menerus menjatuhkan.
Namun generasi yang bijak adalah yang mampu memaknai sejarah dan mampu memetik berjuta hikmah dan pelajaran yang mendalam.
Terlibat aktif dalam sebuah 2 tahun kepengurusan merupakan hal yang semestinya menjadi bekal yang sangat cukup untuk berbenah.
Namun lagi-lagi, kita (aku) gagal
Lamanya masa ternyata bukan menjadi sebuah titik tolak untuk menjaga, memperbaiki dan berkontribusi lebih.
Kepahaman yang belum sampai tiba pada diri adalah sebuah kekurangan yang bisajadi membawa dampak buruk.
Teringat sebuah nasihat.
"Amanah yang datang padamu akan memuliakanmu, tapi hati-hati
Bisa juga menghinakanmu"
Kalimat terakhir menjadi lecutan tersendiri,
Bahwa jangan sampai kita hina karena amanah,
Karna kesalahan dan kekhilafan kita sebagai seorang Hamba.
Maka tidak lain,
Bahwa keridhoan Allah lah yang pada setiap nafas dan aktivitas kita menjadi sebuah alasan kita untuk bergerak.
Berorganisasi sudah pasti akan dihadapkan dengan Masalah, salah satunya adalah
bagaimana kemudian kita menyatukan ide-ide dan mengoordinasikan saudara/i kita.
Sejuta cara kita usahakan untuk mengajak, menggugah semangat mereka.
Namun kita sering lupa
bahwa sebenarnya kita dan hati-hati kita adalah
milik Allah, sepertinya halnya kata ulama
"Barangsiapa yang memperbaiki hubungan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia"
Kekacauan hati, pikiran adalah
sebuah masa yang begitu terkenang.
Ingat firman Allah bahwa Allah akan menguji orang-orang yang beriman diantara kita dengan sedikit rasa, haus, lapar, sakit dsb.
Maka sedikit ujian dari Allah selayaknya akan memberikan pembelajaran hebat untuk kita, ketika kita mampu untuk bersabar memaknainya.
Walaupun nahkoda tidak berganti, namun orang-orang didalam kapal sudah pasti harus ada yang berganti
Air itu menetes tiba tiba hingga kepangkuan
saat mendengar nama-nama mereka.
Tiada lain yang disesali, kecuali sebanyak kekurangan yang dimiliki, belum mampu memberikan persiapan lebih.
Barakallah adek-adek
Kalianlah penguat dan salah satu alasan mengapa kami masih bisa bertahan dengan kokohnya.
Kalianlah generasi harapan yang Allah pilih
Untuk menjadikan kapal ini mampu berlayar ke samudera lain.
Bersiaplah bahwa kapal pasti akan menemui goncangan badai, ombak atau bahkan lebih.
Maka tidak perlu takut, tak perlu siapkan pelampung untuk pergi keluar kapal
Tapi siapkan diri dan kokohkan barisan bersama saudara/i kalian untuk tetap menjaga kapal ini.
Dan pastikan Sekalipun kapal ini tenggelam,
kita akan tenggelam dalam kesyahidan.
-
Indralaya, 10 Mei 2019
Semoga Allah persaudarakan kita
hingga disyurgaNya.
Untaian akhir
Pasca Musyawarah Komisariat ke- XVII
KAMMI AL-AQSHO Universitas Sriwijaya
Masa juang 2018-2019
(Imam Hasan Al-Banna)
Memberontak habis dalam sunyi
Bergemuruh, selayak apa diri ini
Lagi alasannya adalah orang2 tak berikan
Banyak bekal untuk memulai sebuah perjalanan
Menginginkan bekal sesempurnanya dari lain
Tapi melupakan bahwa bekal itu
Harusnya sudah mampu kita persiapkan sendiri
Agar saat kita temui jalan terjal nan batuan
Kita sudah siap siaga untuk melewatinya
Tiada kesempurnaan
yang pasti pada seorang manusia.
Hingga waktu berkata, semua akan digilirkan.
dengan segala kekurangan, mencoba memulai
sembari memperbaiki puing puing berceceran.
Membuka lembaran baru bukan hal mudah
Dibutuhkan kesungguhan dan niatan yang lurus
Dibuthkan tekad dan azzam yang kuat
Bahwa apapun yang kita lakukan saat ini
Adalah sebenar-benarnya untuk islam
Estafet kepemimpinan adalah keniscayaan
Kita (aku) adalah salah satu aktor yang diharuskan siap dan dituntut bisa mengukir kisah
yang menakjubkan di kapal ini.
Selayaknya adanya sejarah adalah
Untuk menjadi sebuah pembelajaran.
Goresan sejarah yang buruk bukanlah hal yang akan terus menerus menjatuhkan.
Namun generasi yang bijak adalah yang mampu memaknai sejarah dan mampu memetik berjuta hikmah dan pelajaran yang mendalam.
Terlibat aktif dalam sebuah 2 tahun kepengurusan merupakan hal yang semestinya menjadi bekal yang sangat cukup untuk berbenah.
Namun lagi-lagi, kita (aku) gagal
Lamanya masa ternyata bukan menjadi sebuah titik tolak untuk menjaga, memperbaiki dan berkontribusi lebih.
Kepahaman yang belum sampai tiba pada diri adalah sebuah kekurangan yang bisajadi membawa dampak buruk.
Teringat sebuah nasihat.
"Amanah yang datang padamu akan memuliakanmu, tapi hati-hati
Bisa juga menghinakanmu"
Kalimat terakhir menjadi lecutan tersendiri,
Bahwa jangan sampai kita hina karena amanah,
Karna kesalahan dan kekhilafan kita sebagai seorang Hamba.
Maka tidak lain,
Bahwa keridhoan Allah lah yang pada setiap nafas dan aktivitas kita menjadi sebuah alasan kita untuk bergerak.
Berorganisasi sudah pasti akan dihadapkan dengan Masalah, salah satunya adalah
bagaimana kemudian kita menyatukan ide-ide dan mengoordinasikan saudara/i kita.
Sejuta cara kita usahakan untuk mengajak, menggugah semangat mereka.
Namun kita sering lupa
bahwa sebenarnya kita dan hati-hati kita adalah
milik Allah, sepertinya halnya kata ulama
"Barangsiapa yang memperbaiki hubungan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan manusia"
Kekacauan hati, pikiran adalah
sebuah masa yang begitu terkenang.
Ingat firman Allah bahwa Allah akan menguji orang-orang yang beriman diantara kita dengan sedikit rasa, haus, lapar, sakit dsb.
Maka sedikit ujian dari Allah selayaknya akan memberikan pembelajaran hebat untuk kita, ketika kita mampu untuk bersabar memaknainya.
Walaupun nahkoda tidak berganti, namun orang-orang didalam kapal sudah pasti harus ada yang berganti
Air itu menetes tiba tiba hingga kepangkuan
saat mendengar nama-nama mereka.
Tiada lain yang disesali, kecuali sebanyak kekurangan yang dimiliki, belum mampu memberikan persiapan lebih.
Barakallah adek-adek
Kalianlah penguat dan salah satu alasan mengapa kami masih bisa bertahan dengan kokohnya.
Kalianlah generasi harapan yang Allah pilih
Untuk menjadikan kapal ini mampu berlayar ke samudera lain.
Bersiaplah bahwa kapal pasti akan menemui goncangan badai, ombak atau bahkan lebih.
Maka tidak perlu takut, tak perlu siapkan pelampung untuk pergi keluar kapal
Tapi siapkan diri dan kokohkan barisan bersama saudara/i kalian untuk tetap menjaga kapal ini.
Dan pastikan Sekalipun kapal ini tenggelam,
kita akan tenggelam dalam kesyahidan.
-
Indralaya, 10 Mei 2019
Semoga Allah persaudarakan kita
hingga disyurgaNya.
Untaian akhir
Pasca Musyawarah Komisariat ke- XVII
KAMMI AL-AQSHO Universitas Sriwijaya
Masa juang 2018-2019
Comments
Post a Comment